[Kisah Inspirasi] Muslim Bosnia jalan kaki ke Mekkah
Luar biasa, dizaman yang serba modern ini, seorang pria berkewarganegaraan Bosnia Senad Hadzic rela berjalan kaki sejauh 5.700 KM untuk berzirah ke Mekkah.
Dalam perjalanan spiritualnya itu, dia menghabiskan 314 hari, dimulai bulan Desember tahun lalu. Langkah pertamanya dimulai dari Bosnia, kemudian melalui Serbia, Bulgaria, Turki, Suriah dan Yordania.
Banyak suka-duka dirasakan oleh pria berusia 47 tahun ini sebelum mencapai kota suci umat muslim di dunia itu. Mulai dari cuaca ekstrim yang mencapai minus 35 derajat celcius ketika di Bulgaria, hingga cuaca mencapai 44 derajat celcius ketika berada di Yordania. [Baca Juga : Haji inspiratif, Siapa pun Bisa]
"Saya akan bercerita pada anda bahwa saya menghadapi jutaan masalah dalam perjalan ini," ucap Hadzic seperti dilansir odditycentral.com, Sabtu, (27/10/2012).
Dia pun bercerita, dalam perjalannya sempat menjumpai seorang profesor beragama Kristen yang tinggal di Serbia. Bahkan, profesor yang ramah itu mengajak dirinya untuk berkunjung ke rumah profesor tersebut. Luar biasa, Hadzic merupakan orang muslim pertama yang pernah menginjak rumah profesor itu.
"Sejujurnya, sebelum saya memulai perjalanan ini, banyak orang mengkhawatirkan saya, menanyakan bagaimana mungkin seorang Muslim melakukan perjalanan dan melintasi negara Kristen seperti Serbia dan Bulgaria," ujarnya.
Suka-duka lainnya dalam perjalanan itu saat melintasi Turki. Hadzic menghabiskan waktu selama 20 hari demi mendapatkan izin untuk melintasi jembatan Bosphorus, sebuah jembatan yang dibangun melintasi Eropa dan Asia serta hanya kendaraan boleh melintasi jembatan tersebut. Entah bagaimana, Hadzic akhirnya mendapatkan izin melintasi jembatan itu. [Baca Juga : Perjuangan Mencapai Raudhah]
Kisah menarik lainnya, ketika melewati Suriah. Seorang perwira militer Suriah minta dirinya untuk mendoakan perwira tersebut, jika Hadzic berhasil melintasi Suriah dengan selamat danberhasil menuju Mekkah. Wajar saja, Suriah merupakan negara tengah dilanda konflik, yang dilanda pemberontakan.
“Tak ada seorang pun yang menembak saya, meskipun langkah saya terhenti oleh orang bersenjata yang menanyakan paspor. Tapi saat saya mengatakan bahwa saya dalam perjalanan menuju Tuhan, kedua berlah pihak yakni, pemberontak dan militer Suriah mempersilakan saya melanjutkan perjalanan saya,” ucapnya.
Atas perjuangannya ini, rasa simpatik muncul dari beberapa orang yang dijumpai dalam pejalanannya. Orang yang simpatik itu sempat menawarkan sejumlah uang, supaya perjalanannya menuju tempat suci umat muslim itu lebih nyaman. Namun, tawaran itu ditolak oleh Hadzic dengan alasan, perjalanannya ini untuk mebuktikan rasa cintanya kepada Allah SWT.
" Saya berjalan atas nama Allah SWT, untuk Islam, untuk Bosnia-Herzegovina, untuk orang tua saya dan kakak saya," tegasnya. (Sindonews)
Dalam perjalanan spiritualnya itu, dia menghabiskan 314 hari, dimulai bulan Desember tahun lalu. Langkah pertamanya dimulai dari Bosnia, kemudian melalui Serbia, Bulgaria, Turki, Suriah dan Yordania.
Banyak suka-duka dirasakan oleh pria berusia 47 tahun ini sebelum mencapai kota suci umat muslim di dunia itu. Mulai dari cuaca ekstrim yang mencapai minus 35 derajat celcius ketika di Bulgaria, hingga cuaca mencapai 44 derajat celcius ketika berada di Yordania. [Baca Juga : Haji inspiratif, Siapa pun Bisa]
"Saya akan bercerita pada anda bahwa saya menghadapi jutaan masalah dalam perjalan ini," ucap Hadzic seperti dilansir odditycentral.com, Sabtu, (27/10/2012).
Dia pun bercerita, dalam perjalannya sempat menjumpai seorang profesor beragama Kristen yang tinggal di Serbia. Bahkan, profesor yang ramah itu mengajak dirinya untuk berkunjung ke rumah profesor tersebut. Luar biasa, Hadzic merupakan orang muslim pertama yang pernah menginjak rumah profesor itu.
"Sejujurnya, sebelum saya memulai perjalanan ini, banyak orang mengkhawatirkan saya, menanyakan bagaimana mungkin seorang Muslim melakukan perjalanan dan melintasi negara Kristen seperti Serbia dan Bulgaria," ujarnya.
Suka-duka lainnya dalam perjalanan itu saat melintasi Turki. Hadzic menghabiskan waktu selama 20 hari demi mendapatkan izin untuk melintasi jembatan Bosphorus, sebuah jembatan yang dibangun melintasi Eropa dan Asia serta hanya kendaraan boleh melintasi jembatan tersebut. Entah bagaimana, Hadzic akhirnya mendapatkan izin melintasi jembatan itu. [Baca Juga : Perjuangan Mencapai Raudhah]
Kisah menarik lainnya, ketika melewati Suriah. Seorang perwira militer Suriah minta dirinya untuk mendoakan perwira tersebut, jika Hadzic berhasil melintasi Suriah dengan selamat danberhasil menuju Mekkah. Wajar saja, Suriah merupakan negara tengah dilanda konflik, yang dilanda pemberontakan.
“Tak ada seorang pun yang menembak saya, meskipun langkah saya terhenti oleh orang bersenjata yang menanyakan paspor. Tapi saat saya mengatakan bahwa saya dalam perjalanan menuju Tuhan, kedua berlah pihak yakni, pemberontak dan militer Suriah mempersilakan saya melanjutkan perjalanan saya,” ucapnya.
Atas perjuangannya ini, rasa simpatik muncul dari beberapa orang yang dijumpai dalam pejalanannya. Orang yang simpatik itu sempat menawarkan sejumlah uang, supaya perjalanannya menuju tempat suci umat muslim itu lebih nyaman. Namun, tawaran itu ditolak oleh Hadzic dengan alasan, perjalanannya ini untuk mebuktikan rasa cintanya kepada Allah SWT.
" Saya berjalan atas nama Allah SWT, untuk Islam, untuk Bosnia-Herzegovina, untuk orang tua saya dan kakak saya," tegasnya. (Sindonews)
Tidak ada komentar